Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Obrolan Saya dengan Saya di Tahun Ini

. "Saya kok tidak mendapatkan apa yang saya mau ya?" "Saya ingin begini kok susah banget ya?" "Ini kenapa saya gak bisa kaya gitu ya?" "Saya kesal sama dia. Kok saya diem aja ya?" "Saya harus apa?" "Saya kok keliatan bodoh gini, sih." "Saya kok sering menduga-duga gini, sih." "Orang-orang kenapa, sih?" "Saya maunya gini, kenapa gak ada yang ngerti ya?" "Saya juga bisa kok, jangan remehin dong." "Pada mikir saya gimana, sih?" "Yaudah." Adalah beberapa percakapan saya terhadap diri saya sendiri. Semuanya keluhan. Sengaja. Biar yang seneng-seneng saya simpan sendiri. Ini mungkin kamu gak ingin tahu. Tapi gapapa. Akan tetap saya tulis. Masih sisa 2 bulan lagi. Semoga yang begini-begini sudah tidak ada.

Merantau Menjauhkanmu dari Keluarga?

Alohaaa! Peringatan:  1. Tulisan ini ditulis seenaknya aku aja, nggak ada eyd-eyd-an, nggak pake aturan penulisan. Sekarep bacotanku wae. 2. Tulisan ini khususonnya untuk anak rantau sih, tapi kalau you-you -anak wilayah lokal- pada penasaran aja gitu, yaudeh sikatin aje bos. Bismillah... Setelah sekian lama, setelah hectic dengan segala urusan perkuliahan yang sempat bikin ku lupa, akhirnya ku kembali ke ranah per-blog-an ini lagi. YASH! Tapi kali ini, nggak tahu kenapa jadi pengen bahas yang serius-serius gitu deh.  Yap! Sesuai judul, ku ingin sekali membahas tentang: "apakah merantau itu selalu berarti menjauh dari keluarga?" Menjauh dari keluarga. MENJAUH. M E N J A U H . Y A I Y A L A H . N A M A N Y A J U G A M E R A N T A U . Kan arti merantau: YAKAN YAKAN? Sip. Dah kejawab. Sampe sini doang isi postinganya ternyata. Bhay. ENGGAK WOY! Nggak gitu loh, gengs. Ma

Teruntuk Kamu Si Pemilik Hari dan Hati Ini

Ditulis di 2016. Disalin karena ingin. M alam ini. 1 jam menuju tahun baru. tahun baru agamaku. tapi sama sekali tak akan ku bahas agama dalam tulisanku. karena memang tak berkaitan. oh! tunggu, hampir ku lupa.  aku sadar. ini tentangmu si pemilik peringatan tahun baru ini. mari kita mulai. teruntuk kamu, aku sedang meratap. dengan alunan musik penuh kata dalam drama. aku sedang terpuruk. sangat. menangis untuk jeda waktu yang lama. menangis dengan air mata yang ku tahan sejak detik itu. detik ketika aku mengetahui semuanya. semuanya. benar benar  semuanya. sakit. hanya itu. selebihnya ku tahan. jika tidak.  maka memerahlah aku saat itu. bukan merah karna malu. atau karena sedang diterpa rindu. tapi karena amarahku. yang juga diserang api cemburu. tahu mengapa? semua berawal dari hari kamu mampir dalam pikiran. satu hari aku dirundung kasmaran. beberapa hari untuk efek dahsyat peningkat semangat. haha. Ternyata. blam!